Rabu, 20 Februari 2008

Lomba Penulisan Novel Inspiratif

Kriteria lomba:
- Lomba terbuka untuk semua warga negara Indonesia berusia 18 tahun ke atas
- Tema cerita bebas dan harus memberikan inspirasi dan motivasi
- Tidak bertentangan dengan SARA, tidak mengandung unsur pornografi, tidak bermuatan politik, dan tidak menghasut pihak lain
- Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan atau saduran
- Naskah belum pernah dipublikasikan di media massa cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain
- Panjang naskah 150-200 halaman A4, 1,5 spasi, 12 pt, font Times New Roman
- Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik
- Naskah dikirimkan dalam bentuk hardcopy (print out) sebanyak 3 bendel yang dijilid rapi dengan sampul warna biru, disertai secara terpisah sinopsis cerita, biodata & foto, serta fotokopi tanda pengenal peserta (KTP/identitas lain).
- Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya.
- Naskah sebanyak 3 bendel dikirimkan kepada:

Panitia Lomba Naskah “Be a Novelist!”
Redaksi Fiksi Penerbit Andi
Jl. Beo no 38-40
Yogyakarta 55281
Cantumkan NOVEL INSPIRASI di pojok kiri atas amplop.
Batas akhir penerimaan naskah adalah 6 Maret 2008

Sertakan struk/bon asli pembelian salah satu novel terbitan Sheila (Penerbit Andi) untuk masing-masing judul karya yang dikirimkan
Catatan:
Semua naskah berupa hardcopy yang masuk akan menjadi milik panitia. Hak cipta tetap ada pada penulis. Lomba ini tidak berlaku bagi karyawan Penerbit Andi dan keluarganya. Keputusan juri mengikat dan tidak dapat diganggu gugat. Tidak diadakan surat-menyurat.

Hadiah:
Juara I Rp. 7.500.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara II Rp. 4.000.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara III Rp. 3.000.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara IV Rp. 2,000.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara V Rp. 1,500.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya

Sistem penjurian:
- Naskah dikirimkan dalam bentuk hardcopy kepada Penerbit Andi paling lambat 6 Maret 2008
- Naskah akan diseleksi oleh juri internal dari Penerbit Andi hingga terseleksi 10 besar terbaik.
- 10 Besar Naskah terbaik akan diseleksi oleh juri profesional di bidangnya untuk menentukan 5 naskah terbaik.
- Sinopsis, outline dan judul dari tiga naskah terbaik tersebut akan menjadi materi untuk lomba desain cover.

Juri profesional:
FX. Rudy Gunawan : Penulis fiksi
Fira Basuki : Penulis fiksi & Pemimpin Redaksi majalah Cosmopolitan
Ari ´Kinoysan´ Wulandari : Penulis fiksi

Koordinator lomba :
Dessy Danarti : Product Manager Lini Fiksi Penerbit Andi

Maju Saja Jangan Ragu

Mulyoto

Maju saja, jangan ragu!
Seperti waktu
Kontinu dalam garis lurus
di mana akhir dari segalanya,
kita tak tahu

Maju saja,
meski anjing menggonggong
atau angin berisik
maju dan jangan sesali hidup
Jangan siksa diri
dengan selalu menimpakan kesalahan selalu pada diri sendiri

Maju saja,
Allah bersama kita

Guru yang Profesional: Kayak Apa, ya?

MULYOTO

Kemarin saya ditanya oleh salah satu murid saya. Pak, guru yang profesional itu yang gimana sich? Begitulah kira-kira pertanyaannya.
Saya sedikit kaget juga. Apa motifnya dia mengajukan pertanyaan semacam itu? Susahnya, dia bertanya hal itu kepada saya, yang notabene adah guru. Terus terang, saya agak rikuh menjawab soal ini. Jangan-jangan saya bukan guru yang profesional. Bagaimana guru yang tidak profesional kok bisa menjawab pertanyaan tentang guru profesional? Itulah yang ada dalam benak saya.
Tapi karena yang bertanya adalah murid saya, dan saya sangat apresiatif terhadap apapun pertanyaan yang diajukan kepada saya, saya akan berusaha menjawab pertanyaan itu.
Dalam percakapan sehari-hari kata profesional biasanya diartikan memiliki kemampuan tertentu yang berciri unggul. Guru profesional berati guru yang unggul, yang hebat, yang mampu menjalankan fungsinya secara optimal. Guru yang mampu menjadi panutan dan mampu mengembangkan kemampuan anak didiknya secara maksimal.
Tapi secara definitif, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi persyaratan akademis, yaitu mempunyai ijazah S1 kependidikan. Kemudian, dia mendapatkan imbalan jasa dari pekerjaannya. Kalau kita mengacu pada definisi ini, ya tentu saja banyak sekali guru profesional, termasuk saya juga sudah masuk ke dalam golongan guru profesional.
Akan tetapi, kalau yang dimaksud dalam pertanyaan itu adalah guru profesional dalam pengertian sehari-hari, agak susah ya mencari guru yang profesional itu. Saya kayaknya enggak berani mengatakan sebagai guru profesional. Saya hanya guru matematika. Itu saja.
Memang, saya sependapat, guru yang profesional sekarang ini sangat dibutuhkan. Guru yang telah memenuhi persyaratan akademis sekaligus memang memiliki kemampuan sebagai seorang pendidik, berfokus pada kegiatan seorang guru, dan mendapatkan imbalan dari tugas sebagai seorang guru. Di sini dituntut, guru tersebut fokus pada tugasnya! Membuat persiapan mengajar, menjalankan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, dan melakukan perbaikan-perbaikan atas metode belajarnya.
Jadi, guru profesional tidak boleh ngobyek di lain bidang. Jadi lebih bisa fokus pada tugas yang seambreg dan penting itu: membimbing siswa menemukan jati dirinya.
Kalau menurutmu, gimana sich sosok guru yang profesional itu? Tulis di komentar baawh ini, dong!

Selasa, 19 Februari 2008

Soal Vektor

Jika a = 2i + 3j - 4k, dan b = 4i - 5j + 6k, tentukan 2a + 4b!
Jawaban dikirim pada komentar di bawah in!

Selasa, 05 Februari 2008

Asyiknya Ikut Kegiatan KIR

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Siapa yang enggak tahu? Semua anak sekolah pasti sudah tak asing. Itu, lho kegiatan ekstra yang bergerak dalam bidang tulis menulis, terutama menulis karya tulis ilmiah.
Kesannya emang mentereng. Ada kesan wah. Pasti dech, yang ikut kegiatan itu adalah anak-anak berotak encer. Itu image-nya.
Namun sebenarnya, tidak juga. Emang sich, orang yang aktif di KIR harus mau menggunakan pikirannya. Tapi bukan berarti hanya orang yang sangat pinter saja yang bisa ikut KIR. Anak yang biasa-biasa saja tetap masih bisa ikut KIR.
Yang penting tekun. Tidak pantang menyerah, dan mau bertanya. Juga mau praktik secara langsung.
Awalnya terasa berat, namun kalau udah dilakukan, asyik juga. Kita bisa belajar banyak dari kegiatan ini. Kita belajar bagaimana merumuskan masalah. Lalu, kita juga belajar mencari solusi atas masalah itu. Nah, kalau karya tulis kita masuk seleksi untuk presentasi, kita bisa mengekspresikan diri. Kita bisa unjuk gigi, inilah ide kita. Belum lagi, kita akan menjadi banyak teman. Pokoknya asyik, dech. Kata beberapa teman yang udah pernah juara, bahkan ikut KIR itu bikin bangga, lho. Dapat piala, populer di mata guru dan teman sekolah, udah gitu, dapat hadiah lagi.
Maka, jalani aja dengan hati gembira. Semangat!

Senin, 04 Februari 2008

Virtual Library in SMKN 1 Pungging

SMKN 1 Pungging have made the new inovation. After the the International Schoold Standart have been gotten, now the school that is popular as SMK Habibie, is lounching the virtual library.
"It is the information technology era. As international school, we have to be suitable with the technology of information," the director of Library Mulyoto, S.Pd, M.Si said.
He told, in this library student can acces the learning matter from some teachers. Beside that, they can online in internet. It is hope, the students have the several sourse of learning. Not only the teacher, but also the internet.
Because the number of computer is finited, each student only have one hour in one day. "We have ten computers in the library. Tomorrow, we will add the computer so that can serve student more," Mulyoto said.

Saya Ingin Jadi Novelis Terkenal

Beberapa waktu lalu saya diminta mengisi kegiatan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto. Sekolah ini termasuk sekolah SBI (sekolah bertaraf internasional). Menurut, Bapak Mulib, S.Pd, direktur SBI SMP Negeri 1 Kota Mojokerto, para siswa peserta KIR ini adalah siswa pilihan. Mereka adalah siswa yang secara intelektual dan semangat belajar relatif tinggi. Maka, saya pun menyambut antusiasme mereka dengan semangat pula.
Dalam bayangan saya, namanya KIR kan emang lebih banyak diarahkan untuk membuat karya tulis ilmiah. Saya sudah berancang-ancang bikin materi tentang teknik pembuatan karya tulis ilmiah bagi remaja, dan rencananya materi ini akan saya kirim ke penerbit.
Dalam pertemuan pertama, seperti biasa, saya melakukan provokasi untuk menyulut semangat menulis kepada mereka. Ini saya awali dulu dengan melakukan tanya jawab. Pertanyaannya, apa ya motif mereka ikut kegiatan KIR?
Jawaban mereka macam-macam. Malah, sebagian besar justru ingin bisa menulis tidak saja karya tulis ilmiah, tapi juga menulis puisi, cerpen, artikel, dam lain-lain. "Saya ingin menjadi seorang novelis yang terkenal," kata salah seorang anak.
Gimana lagi? Ternyata keinginan menulis mereka memang beragam. Dan ini, hemat saya tidak boleh dimatikan. Prinsip saya, biarlah potensi mereka berkembang. Jangan dimatikan dengan memaksakan jenis tulisan tertentu. Maka, akhirnya kegiatan KIR ini menjadi diperluas menjadi kegiatan kepenulisan, dan siswa memiliki kebebasan untuk mengembangan potensinya masing-masing.
Acara siang itu kemudian saya tutup dengan sebuah komitmen bersama untuk selalu bersemangat mnuli. Menulis, menulis dan menulis. Paktik, praktik, dan praktik! Setuju?
"Setuju!" jawab mereka serempak. Meski dengan suara yang tidak terlalu kencang. Maklum saat itu pukul 14.00 siang hari. Sejak pagi mereka mengikuti pelajaran. Tentu energi mereka telah terkuras sepanjang pagi hingga siang ini.