Selasa, 10 Juni 2008

Lomba Menulis Resensi Buku Indiva 2008: Ikutan, Yuk

Jangan cuman jadi pembaca pasif! Kritisi yuk, buku-buku yang kamu baca. Nah, dalam rangka Milad Pertama, Penerbit Indiva Media Kreasi menggelar acara yang spektakuler banget: LOMBA RESENSI BUKU INDIVA 2008. Caranya, guampang bangets…

Kamu pilih satu dari buku-buku ini:
a. De Winst (Afifah Afra)
c. Pilkadal di Negeri Dongeng (Tundjungsari)
d. Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf (15 Penulis FLP Jawa Tengah)
e. and The Star is Me (Afifah Afra)
f. Best Seller Sejak Cetakan Pertama (Agus M. Irkham)
g. Jangan Jadi Perempuan Cengeng (Pipiet Senja dkk.)
h. Agar Ngampus Nggak Hanya Status (Rabiah Al Adawiyah)
i. Road to Happines (Asa Mulchias)

Bikin resensinya, boleh ketik komputer, boleh tulis tangan (tapi jangan kayak tulisan resep dokter getoo…), maksimal 5 halaman kuarto, spasi 1,5 font 12.

Kirim atau antar langsung ke alamat ini…
Kantor Indiva Media Kreasi: Jl. Anggur VII No. 36 C Jajar, Laweyan, Surakarta
Atau TBD (Toko Buku Diskon) Indiva, Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura (Ruko depan lampu merah/ gerbang kampus UMS) Jangan lupa cantumin alamat, biodata singkat, fotokopi identitas yang masih berlaku dan struk (nota) pembelian buku tersebut.

Resensi ditunggu sampai tanggal 30 September 2008 (cap pos)! Pemenang akan diumumkan di website www.indiva.mediakreasi.blogspot.com, diiklankan di Majalah Annida edisi November 2008 dan di Indiva Magazine.

Disediakan hadiah yang lumayan banget buat ngisi tabungan:
Juara I: Rp 750.000
juara II: Rp 600.000
Juara III: Rp 450.000
3 Juara Harapan: @ Rp 250.000

Pengin informasi lebih jelas? Hubungi saja bagian promosi PT Indiva Media Kreasi, Aris Adenata (0271-7589916).

Buat Puput Putri Zakiah di PP Al-Multazam: Soal Dua Puisi Itu

Put, ijinkan aku mengapresiasi dua puisimu yang dimuat di Radar Mojokerto baru-baru ini. Secara lisan, aku sudah memberi apresiasi ketika usai jam pelajaran beberapa waktu lalu. Namun, masih kurang lengkap rasanya. Tulisan ini untuk melengkapinya.
Aku sih sebenarnya gak sengaja baca puisimu itu. Saat itu aku masih dalam pemulihan tenaga usai rawat inap di RS. Iseng-iseng, aku baca lagi koran lusuh yang kubeli beberapa hari sebelumnya. Eh, mataku langsung terbelalak membaca namamu muncul di rubrik puisi. Kubaca larik demi larik.
Puisi pertama yang berjudul Inosen Kepedihan sangat mengiris hatiku. Ketika aku baca puisi itu aku sangat merasakan apa yang kamu lukiskan. Bagaimana rasanya aku dibekap dengan tabung oksigen tapi tetap dadaku sesak. Aku pernah merasakan itu. Aku dapat pula merasakan bagaimana saat aku harus pasrah ketika pembuluh venaku dicubles dengan jarum infus. Aku dapat pula merasakan bagaimana tubuhku dirobek, dan aku hanya pasrah.
Dan mengakhiri puisimu, kamu menyebutkan sebuah kalimat yang mengejutkan: kadang aku membayangkan sebagai sebatang pohon kelapa di tengah lautan. Ini adalah akhir puisi yang mengejutkan dan menyayat.
Sedangkan puisi kedua, cukup unik. Kamu pinter membuat metafora. Cinta yang lagi redup kamu gambarkan sebagai bulan pucat yang terhalang awan malam. Ternyata kisahnya adalah tentang sang kekasih yang balik pada wanita lama. Ah, CLBK: Cinta Lama Bersemi Lagi. Siapa itu wanita lama, Put? Dan siapa yang lagi mengalami redup cinta? Kok, kamu ceritanya bikin orang trenyuh kayak begitu? Pertama, kamu membayangkan sebagai sebatang pohon kelapa di tengah lautan. Kedua, bulan redup gara-gara CLBK? Emang itu kisah nyata?
Apa pun itu, aku bisa turut merasakannya. Kadang, kepedihan itu memang harus tetap kita rasakan dan kita nikmati. Itu semua untuk mengingatkan kita kepada Yang Maha Kuasa. Mungkin begitu!

Rumah Ini Kenapa Gaduh

Mulyoto

Rumah ini kenapa gaduh
Pegal terasa badan
Mau rebah
Mau duduk
seperti ada kunang-kunang merubung
di atas kepala

Biarlah kaki ini melepuh
oleh jalan berkerikil tajam dan panas
aku tetap akan terus berjalan
daripada gerah selalu merambah
Rumah ini kenapa gaduh

Adakah solusi atas lingkaran problem
yang tak berkesudahan ini, ya Tuhan?
Aku ingin rebah
dalam rengkuh-Mu
dan lalu bangkit lagi
tapi tetap dalam orbit-Mu

Ah, tapi kenapa radar kalbuku
tak lagi peka menagkap
sinyal-sinyal kasih-Mu
Tolong, Tuhan!
Ampuni aku dengan segala kilafku

Aku tak tahu harus ke mana
selain kembali padamu!

Lomba Cerita Islami dari Depag

Buat kamu-kamu anak SMA dan SMK yang suka nulis. Ada lomba berhadiah gede neh, nyang ngadain Departeman Agama.Syarat-syaratnya nggak susah kok, baca aja berikut ini:
Umum

1.Diangkat dari cerita keseharian.
2.Tidak mengandung unsur SARA, kemusrikan dan pornografi.
3.Belum pernah dipublikasikan
4.Menyertakan alamat lengkap tinggal, sekolah, kartu pelajar dan No yang bisa dihubungi.
5.Membuat pernyataan dengan materai seharga Rp 6.000 bahwa karya merupakan hasil karya sendiri.

Khusus

1.Cerita berkesinambungan sampai tamat.
2.Kertas HVS A4 spasi 2.
3.50-80 halaman.
4.Sinopsis 1-2 halaman.

Kriteria Penilaiaan

1.Orisinalitas cerita.
2.Kharakter tokoh.
3.Pesan cerita.
4.Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Hadiah

1.Rp 15.000.000 + Piagam penghargaan
2.Rp 13.000.000 + Piagam penghargaan
3.Rp. 10.000.000 + Piagam penghargaan

Harapan

1.Rp. 6.000.000
2.Rp. 5.000.ooo
3.Rp. 4.000.000

Naskah dikirim kepada
Panitia lomba Cerita Remaja Islami
Jl Dewi Sartika No 357
Cawang Jakarta Timur 13630
Telp (021) 8014483.
Paling lambat 20 Juni 2008 stempel pos.
Pengumuman pemenang 7 Juli 2008 di harian Republika.