Rabu, 24 Desember 2008
Olimpiade Fisika tingkat nasional untuk SMA
Ikut ya!
Kamis, 04 Desember 2008
Sepotong Surat dari Porong
MULYOTO
Surat ini kutujukan buat siapa saja yang masih mampu mendengar
Detak jantungnya sendiri
Mampu mendengar tembang lirih dari relung hati
Kami anak-anak Jatirejo, Renokenango, Siring, dan desa-desa yang
Kena luberan lumpur panas
Apa salah kami hingga sekolah, rumah dan tempat bermain kami tenggelam
Apa salah kami,
Pagi-pagi kami melihat semuanya lenyap
Tinggal bayang-bayang kenangan yang bikin kami hilang
Apa salah kami?
Hingga burung-burung gagak berputar-putar
Di atas desa kami
Dengan suaranya yang serak?
Sedang kami hanya mampu melihatnya dengan penuh tanda tanya
Sepotong surat ini,
Kukirim buat Bapak Presiden
Yang terhormat
Mohon kiranya berkenan
Memberi solusi
Atas apa yang menimpa kami
Kami anak-anak adalah generasi sah negeri ini
Yang berhak hidup layak
Tidak seperti di pengungsian yang kotor dan lembab
Bapak Presiden,
Lihatlah, demi cinta kami kepada Bapak,
Kami tidak rela foto bapak tenggelam juga dalam lumpur
Bapak juga mencintai kami, bukan?
Kami adalah anak-anak pemilik sah negeri ini
Mengembangkan Pariwisata Ramah Lingkungan di Pacet
Siswi Kelas X SMA Al-Multazam
Pacet, merupakan salah satu daerah di Mojokerto yang terkenal dengan pariwisata ramah lingkungan. Antara lain Taman Ubalan, Pemandian Air Panas, dan Air Terjun Coban Canggu. Tidak hanya objek pariwisata itu saja, tetapi pemandangan dan suasana alamnya yang sejuk dan asri membuat orang tertarik untuk mengunjunginya.
Memang, tempat wisata itu cocok buat refreshing, penghilang rasa jenuh, atau seringkali sebagai tempat berkemah dan outbond bagi para pelajar.
Tapi, kini ketertarikan pengunjung terhadap objek wisata pacet menurun. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah dan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian alam tersebut.
Ubalan, salah satunya. Objek pariwisata tersebut memang dulunya penuh dengan wisatawan. Tapi, sekarang pengunjung pada hari biasa hanya berkisar sebanyak 10-50 orang per hari.
Yang menyebabkan berkurangnya pengunjung adalah wahana permainan yang berkurang dan tidak terawatnya pemandangan. Seperti kolam renang yang kotor dan permainan air yang banyak rusak. Begitu pun Air Terjun Coban Canggu yang sekarang menjadi salah fungsi. Objek pariwisata ini kebanyakan dipenuhi oleh pemuda-pemudi yang berpacaran atau pun berhubungan seks.
Ditambah lagi dengan penebangan pohon secara liar dan pembakaran hutan yang menyebabkan hutan menjadi gundul. Memang, penebangan pohon bertujuan untuk membuka lahan baru untuk pembangunan villa. Tetapi dengan adanya seperti itu malah membuat paru-paru dunia menjadi tak berfungsi karena tidak diadakan reboisasi atau tebang pilih.
Akibatnya terjadilah berbagai bencana alam karena daya resap air pada pohon berkapasitas kecil. Seperti longsor yang terjadi sekitar 5 tahun silam yang memakan banyak korban. Tidak cukup sampai di situ, tetapi juga mengakibatkan banjir lumpur yang meluap sampai daerah Sooko dan sekitarnya.
Untuk itu, pemerintah seharusnya turut campur tangan dengan adanya masalah seperti ini. Tetapi, masyarakat juga harus turut terlibat dalam melestarikan lingkungan hidup.
Pemerintah sebenarnya mempunyai banyak program tentang pengembangan wisata di Mojokerto. Pemandian Air Panas misalnya, kini pemerintah berusaha dengan maksimal untuk memperbaiki wanawisata tersebut pasca longsor.
Selain itu, pemerintah juga mempunyai rencana untuk membangun “Jatim Park 3” di Desa Cembor, Pacet. Yang lebih mengutamakan nilai natural alamnya dan ditambah dengan wahana permainan seperti Jatim Park lainnya.
Ini merupakan berita hangat bagi masyarakat Mojokerto sendiri karena apabila program tersebut terlaksakan, maka akan membawakan pendapatan yang sangat besar sekaligus memperkenalkan Mojokerto kepada masyarakat luar bahwa Mojokerto merupakan kota pariwisata.
Ada juga rencana pembangunan wisata air bernama Arung Jeram sepanjang 2-3 km di aliran Kali Kromong. Sungguh menarik bukan ? Tetapi, semua rencana itu masih dalam tahap “Pembuatan Proposal”.
Memang banyak sekali kendala-kendala dalam pembangunan pariwisata tersebut. Antara lain memerlukan dana yang cukup besar dan Sumber Daya Manusia yang kurang mendukung.
Alangkah baiknya apabila terdapat “Kelompok Sadar Wisata” yang menarik kesadaran masyarakat terhadap Pariwisata Hijau Pacet. Seperti aktivitas ramah tamah terhadap wisatawan lokal dan asing, penjualan bahan makanan yang higienis, perawatan kebersihan lingkungan, dan kelestarian alam.
Dengan adanya perhatian lebih dari pemerintah dan kesadaran masyarakat akan mendukung terwujudnya pembangunan pariwisata ramah lingkungan. “Sadar wargaku, lestari alamku”.
Mencari Ikon Baru untuk Mojokerto
Siswa Kelas XI SMA Al-Multazam
Mojokerto adalah salah satu daerah yang berada di Propinsi Jawa Timur. Sebuah daerah yang tidak terlalu besar tetapi pernah meraih Adipura. Meskipun tidak terlalu besar, tidak disangka kota ini memeiliki potensi besar sebagai pengembangan pariwisata dalam negeri.
Konon, Mojokerto terkenal sebagai “Kota Onde – Onde”. Hal itu dikarenakan makanan khas Mojokerto adalah onde–onde. Selain itu, masyarakat daerah lain mengenal bahwa onde–onde itu lahir dari Mojokerto. Jadi sudah selayaknya onde–onde dijadikan sebagai ikon Mojokerto.
Tetapi pada kenyata-annya pada saat ini, seiring perkembangan zaman onde–onde sudah terkikis keberadaannya. Kentucky, pizza, spaghetty, hamburger dan lain – lain adalah sebagian contoh dari beribu makanan asing yang telah menggeser posisi onde – onde.
Hal itu sudah tidak bisa disangkal lagi karena kebanyakan masyarakat terutama remaja akan merasa bangga kalau mereka dapat atau pernah mengkonsumsi makanan–makanan asing tersebut daripada onde – onde yang notabenenya merupakan ikon daerah sendiri.
Hal ini memang kecil kelihatannya, tetapi apabila hal itu terus dibiarkan maka secara berangsur–angsur kebanggaan kita akan ikon onde–onde akan terkikis dan lama kelamaan akan menjadi hilang.
Memang tidak seharusnya kita menutup diri dari budaya asing dari segi apapun tetapi alangkah arifnya apabila sebagai generasi muda bangsa dapat mengontrol diri untuk mempertahankan ikon Mojokerto.
Hingga kini ikon Mojokerto “Onde–Onde” hanya tinggal namanya saja, tanpa ada kebanggaan yang terkandung di dalamnya. Baru –baru ini muncul isu ikon baru untuk Mojokerto, yaitu Mojokerto sebagai “ Kota Sepatu”. Hal ini dikarenakan kebanyakan para wirausahawan di Mojokerto membuka usaha industri sepatu sehingga kini Mojokerto terkenal karena produksi sepatunya.
Tetapi ikon “Kota Sepatu” bagi Mojokerto agaknya kurang tepat karena sepatu di Mojokerto belum mempunyai ciri khas. Selain itu, masih banyak daerah lain yang terkenal karena sepatunya. Misalnya Sidoarjo, Surabaya, dan Jombang. Bahkan kota tersebut lebih besar dan lebih terkenal akan produksi sepatunya daripada Mojokerto. Dengan demikian, “Kota Sepatu” sebagai ikon Mojokerto sebenarnya kurang tepat karena hal ini tidak menampakkan kekhasan dari Mojokerto. Hal ini dapat dijadikan nilai minus bagi Mojokerto.
Ikon Baru
Ikon adalah suatu lambang yang mengandung nilai kebanggan yang tersirat di dalamnya. Jadi apabila ingin mencari ikon bagi Mojokerto maka sudah seharusnya kita menelaah atau mengambil dari apa yang telah dimiliki oleh Mojokerto.
Sampai saat ini Mojokerto terkenal sebagai daerah yang menjadi pusat Kerajaan Mojopahit. Kerajaan yang pernah jaya menguasai Nusantara di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan patihnya, Gajah Mada. Trowulan sebagai pusat kerajaan Mojopahit tentunya memiliki nilai historis yang tinggi. Dari Trowulan inilah nantinya dapat dikembangkan sebagai wisata budaya di Mojokerto. Karena selain memiliki nilai historis yang tinggi, masyarakat di Indonesia bahkan dunia mengenal bahwa pusat Kerajaan Mojopahit itu dulunya ada di Mojokerto. Jadi dari sini dapat disimpulkan bahwa Mojokerto mendapatkan ikon baru yaitu “Mojokerto sebagai Wisata Mojopahit”.
Di daerah Trowulan banyak sekali masyarakat yang menjalani usaha sebagai pemahat patung. Jika dilihat dari sisi ekonomi, tentu ini akan turut menambah devisa Mojokerto.
Tetapi dalam segi pariwisatanya, tentu hal ini merupakan fenomena yang bagus. Dari kenyataan yang ada, para pemahat patung tersebut memang mempunyai andil yang besar bagi majunya wisata majapahit Mojokerto karena dulunya Mojopahit adalah kerajaan hindu. Tetapi banyak patung – patung pahatan mereka yang dikirimkan ke luar jawa atau bahkan ke luar negeri. Kebanyakan dari mereka mengirim patung – patung tersebut ke Bali. Dan di Bali, patung – patung tersebut dikumpulkan untuk mengadakan pameran budaya Mojopahit.
Padahal pada kenyataannya, para pemahat patung masyarakat Bali itu tidak bisa memahat patung sebagus apa yang telah dipahat oleh orang Mojokerto. Hal ini dapat membahayakan bagi Mojokerto dari segi apapun. Dari segi devisa, Mojokerto akan kehilangan kesempatan untuk dikenal dan diakui oleh masyarakat dunia sebagai sentral Kerajaan Mojopahit. Sehingga itu dapat meminimaliskan para wisatawan asing maupun wisatawan domestik yang ingin mengetahui tentang Mojopahit.
Dari segi budaya, tentu hal itu mempunyai dampak negatif yang besar karena secara tidak langsung budaya itu kan hilang dan tamatlah ikon “Mojokerto sebagai Wisata Mojopahit”.
“Hingga kini ikon Mojokerto “Onde–Onde” hanya tinggal namanya saja, tanpa ada kebanggaan yang terkandung di dalamnya. Baru –baru ini muncul isu ikon baru untuk Mojokerto, yaitu Mojokerto sebagai “ Kota Sepatu”. Hal ini dikarenakan kebanyakan para wirausahawan di Mojokerto membuka usaha industri sepatu sehingga kini Mojokerto terkenal karena produksi sepatunya.”
Dalam rangka mengembangkan wisata Mojopahit, alangkah baiknya apabila pemerintah mau mengulurkan tangannya bagi para pemahat patuung tersebut. Misalnya dengan cara mengumpulkan para pemahat kayu dalam satu forum dan dari hasil pahatan tersebut akan diadakan pameran patung yang identik dengan budaya Indonesia. Program ini tentunya memiliki banyak dampak positif misalnya para pemahat patung tersebut akan merasa terbantu dari segi ekonomi kehidupan dan dalam diri mereka nantinya akan muncul rasa kebanggaan tersendiri karena mereka ikut andil dalam melestarikan budaya Mojopahit yang dibanggakan oleh Mojokerto.
Dari segi pemerintah pun memiliki dampak yang positif juga. Misalnya pemerintah dapat turut andil dalam memecahkan masalah pengangguran karena para pemahat patung tersebut tentunya akan merasa dipandang dan diperhatikan apabila mereka dikumpulkan dalam suatu lembaga yang bergerak dalam kesenian pahat memahat.
Jadi mereka akan merasa bangga dan apabila mereka merasa bangga maka akan tumbuh kreativitas yang lebih menarik lagi dan akan tercipta keindahan untuk mempercantik peninggalan Mojopahit tersebut. Selain itu dapat juga menambah pemasukan bagi pemerintah daerah Mojokerto karena dari patung – patung yang telah mereka pahat dapat dikumpulkan dan dapat diadakan pameran patung. Dari pameran itulah akan banyak para wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung untuk melihat pameran patung tersebut.
Dengan demikian, ikon Mojokerto yang sesungguhnya adalah Wisata Mojopahit karena tidak ada daerah di bumi pertiwi ataupun di daerah belahan dunia yang lain yang memiliki peninggalan Kerajaan Mojopahit yang lebih tinggi dari Mojokerto.
Bagaimana pendapat Anda? []
Blog sebagai Media Pembelajaran
MULYOTO
Di samping membawa dampak negatif, teknologi internet sebenarnya juga menawarkan banyak hal positif. Lewat website pribadi (blog), misalnya, kita dapat mempublikasikan pikiran kita secara bebas dalam waktu cepat yang bisa diakses secara luas. Interaksi antarblogger sebagai sesama insan belajar terjadi dengan intensif, melampaui batas-batas ruang dan waktu.
Dalam konteks pembelajaran berbasis baca tulis, media blog layak untuk kita akomodasi dalam kegiatan pembelajaran. Teknisnya, siswa diberi tugas untuk mencari dan membaca informasi dari internet. Selanjutnya, hasil bacaannya itu harus ditulis dan dipublikasikan ke dalam blog.
Istilah pembelajaran berbasis baca tulis ini saya adopsi dari istilah Hernowo yang terkenal dengan teknik mengikat makna. Menurutnya, untuk dapat mengikat makna dari apa-apa yang kita baca, kita harus melanjutkan kegiatan membaca itu dengan menulis.
Ternyata, cara ini cukup efektif. Saya telah mencoba menerapkan metode pembelajaran ini dalam kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto pada kelas SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Terlihat jelas, kegiatan belajar menjadi hidup. Siswa terpacu untuk mengekspresikan diri dalam bentuk tulisan, baik berita, opini, puisi, kisah pribadi, dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan, aktivitas membaca yang dilakukan siswa tidak sekadar bersifat konsumtif. Kegiatan mereka adalah kegiatan produktif, yaitu menghasilkan karya tulis. Akibatnya, secara bertahap kualitas intelektual siswa meningkat. Ini terlihat dari kemampuan mereka membuat tulisan yang runtut, logis dan sistematis.
Awalnya, tulisan siswa memang terkesan seadanya. Ada yang sekadar mem-publish puisi cinta. Ada yang mencoba menulis berita bercampur opini tentang kegiatan sekolah. Bahkan ada yang menulis kisah sedih tentang temannya yang menderita leukimia.
Jangan dipatahkan dengan vonis jelek. Beri apresiasi secara positif. Ungkap kelebihan-kelebihannya, dan beri motivasi untuk membuat tulisan yang lebih baik. Begitu seterusnya, melalui latihan berulang-ulang, siswa akan mengalami kemajuan yang pesat.
Harus diakui, selama ini dunia pendidikan kita belum banyak memberi ruang ekspresi bagi anak didik. Pembelajaran sering berjalan satu arah: dari guru ke siswa. Dalam pembelajaran seperti ini, anak didik diperlakukan sebagai botol kosong yang mesti diisi oleh guru. Siswa sebagai pencari ilmu bersikap menunggu.
Maka, hasilnya adalah anak-anak yang manis tapi gagu menatap masa depan. Ketika lulus dan mendapati dunia kerja yang jauh dari bayangan, mereka tidak mampu berbuat apa-apa. Alih-alih menciptakan lapangan kerja, mereka menjadi pengangguran yang menjadi beban negara.
Tentu, metode pembelajaran yang demikian harus kita ubah. Di era informasi, dunia berubah dengan sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi sama cepatnya bergerak maju. Dalam kondisi begini, tentu tidak relevan lagi kita menjejalkan ilmu kepada anak didik. Yang terpenting, anak didik harus memiliki ketrampilan mencari dan mengembangkan ilmu itu secara mandiri.
Nah, pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir melalui media blog, kiranya bisa dijadikan salah satu alternatif. Bagaimana menurut Anda?
(Dimuat di Surya, 3 Desember 2008)
Kamis, 20 November 2008
Rumah Pertama
angin yang spoi
seperti panah beracun yang merajam tubuhku
Pagi hari saat bangun
kucari garis-garis matahari
bakarlah rasa sakit bersama bidadari yang pergi tadi
Jangan tanyakan lagi
perih ini, luka ini
harus kuhapus dengan apa
dengan mantra segala dupa
atau biarkan tuk nikmati saja
Pagi hari selalu begini
setelah malam terlelap bersama mimpi-mimpi
yang tak berarti
seperti film tanpa sutradara
menyala dalam gelap
yang muncul seenaknya
mimpi apa ini
hidup terasa penat amat
Rabu, 05 November 2008
Kiat Bikin Presentasi
Berikut beberapa tips tentang teknik presentasi.
1. Batasi waktu, jangan terlalu berpanjang lebar. Biasanya, 15 menit sudah cukup. Sebelum tampil, usahakan benar-benar sudah dicek waktu presentasi tepat waktu 5 menit.
2. Gambar atau foto, atau denah lebih berbicara daripada kata-kata tertulis. Makanya, usahakan dalam presentasi kamu, ditampilkan gambar, foto maupun denah.
3. Ucapkan kata-kata, kalimat-kalimat saat presentasi secara sistematis, logis, singkat dan padat.
4. Harus terbuka saat menerima kritik dari dewan juri. Pada dasarnya, kita harus tahu arah pertanyaan dewan juri: menguji, benar-benar bertanya karena tidak tahu, atau untuk memberi masukan. Kalau tujuannya memberi masukan, dan itu baik, kamu tidak boleh menolaknya dengan ngotot bahwa pendapatmu yang paling benar.
Minggu, 07 September 2008
Belajar Berbasis Baca Tulis, Sebuah Pendekatan Efektif
Mulyoto
Inilah menurut saya metode belajar yang efektif: belajar berbasis baca tulis. Dalam belajar, kita mesti banyak membaca. Membaca apa saja: buku, majalah, teks, buku pelajaran, buku matemayika, fisika, novel, koran, cerpen. Apa saja. Juga membaca alam sekitar, kejadian-kejadian keseharian. Nah, kalau kita sudah banyak membaca apa-apa yang menjadi pusat perhatian kita, biasanya proses selanjutnya adalah kontemplasi atau perenungan. Di sini pikiran dan perasaan kita mereaksikan apa-apa yang kita baca, menganalisis dan mensintesis serta mengendapkan intisari ilmu pengetahuan dan makna-makana baru. Inilah yang kemudian harus kita tuliskan. Kita ekspresikan.
Dalam buku saya berjudul: "Hari Ini Gak Punya Majalah Sekolah? Bikin, Yuk! (Andi Yogya, 2007) hal ini telah saya bahas. Dalam konteks ini, majalah sekolah menjadi urgen sebagai salah satu media ekspresi diri para siswa. Jadinya, siswa tidak sekadar melakukan kegiatan baca, tetapi berlanjut hingga menulis.
Dari pengalaman, metode belajar yang mengoptimalkan kegiatan baca sekaligus menulis ini sangat efektif. Hasilnya lebih bermakna, dan mampu meningkatkan kualitas intelektual kita. Mau coba? Gampang aja. Jangan takut menulis, mengekspresikan pikiran dan perasaan. Entah itu lewat majalah sekolah, mading, blog, atau bahkan diary. Ungkapkan dengan bebas apa-apa yang mengendap dalam pikiran dan perasaanmu!
Kamis, 21 Agustus 2008
Hanya Puisi
Aku hanya menulis puisi
Mau gimana lagi
Ketika kemarau membakar pohon jati
dan kelelahan merambat di sepanjang pembuluh darah
aku hanya bisa pasrah
Wahai jantungku
berat nian kerjamu untuk menopangku
Maaf, aku hanya bisa bikin puisi
Apalah maknanya
Mungkin tak ada
Kamis, 14 Agustus 2008
Puisi di Hari Kemerdekaan
Di sepanjang Jl. nawawi
Hingga majapahit di pusat kota
Ketika bendera berkibar-kibar berderet-deret
Ada deru dari tiupan angin dingin musim kemarau
Aku mash bisa mendengarmu
sayup-sayup ketika teriakan merdeka membahana
Kau kini tinggal tulang-tulang diliputi debu, kata Chairil Anwar
Namun engkau adalah kepunyaan kami
Biarlah jam dinding berdetak
Seperti detak jantungku
Engkau tetap kukenang
hanya dengan menundukkan kepala
dan menggemuruhkan dada
Hanya ini yang kubisa
menulis puisi tanpa sistematika
tanpa jiwa (?)
Ah, pahlawanku
aku tahu, kau tak berharap apa-apa
tapi aku hanya bisa berdoa
semoga Allah menempatkanmu di dalam rengkuh kasih-Nya
Amin
Meredeka!
Senin, 04 Agustus 2008
Informasi untuk KIR SMP Negeri 1 Kota Mojokerto
1. Kelas I: khusus untuk kelas 7A dan 7B dengan fokus kegiatan kepenulisan jurnalistik (jadwal minggu pertama dan ketiga)
2. Kelas II: khusus untuk kelas 8A dan 8B dengan fokus kegiatan karya tulis ilmiah (jadwal minggu kedua dan keempat)
Terima kasih dan tetap semangat.
Minggu, 27 Juli 2008
Bagian-Bagian Karya Tulis Kajian Pustaka
Halaman Pengesahan
Abtrak
Daftar Isi
Daftar Tabel (bila ada)
Daftar Gambar (bila ada)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
A. Judul sesuai dengan Rumusan Masalah 1
B. Judul sesuai dengan Rumuasn Masalah 2
C. dan sterusnya
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tugas untuk KIR SMP Negeri 1 Mojokerto: Buat judul, dan point-point pada pendahuluan meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujaun, manfaat, dan metode penelitian.
Diketik dengan komputer Word dan dikirim ke email: berlianaputri@yahoo.com, atau boleh ditulis tangan dan dikumpulkan hari Kamis pukul 13.30. Tugas ini akan dijadikan bahan seleksi untuk menentukan peserta KIR yang benar-benar berminat dan punya potensi.
Jumat, 18 Juli 2008
Menulis, Untuk Apa?
Menurut saya, orang trampil menulis atau tidak, semua tergantung latihan. Kalau mau berlatih, pasti menulis menjadi kegiatan yang gampang. Tapi kalau gak mau berlatih, gak mau mencoba praktik, ya selamanya menulis hanya menjadi cita-cita dan angan-angan belaka.
Dari pengalaman sich, motivasi sangat penting bagi seorang penulis. Mau jadi penulis, apa motivasimu? Seberapa kuat motivasi itu?
Kalau saya terus terang, motivasi dalam menulis adalah untuk mendapat uang. Saya sebenarnya kurang berbakat menjadi penulis. Suatu hari saya membaca majalah, dan pada ruang pembaca ada tanya jawab soal honor tulisan di majalah itu. Saya baru tahu, kalau majalah itu menerima tulisan dari pembaca dan ada honor bagi penulis yang tulisannya dimuat. Pikir saya, berarti saya bisa cari uang dari menulis.
Saat itu, saya masih SMA kelas I. Saya anak petani dan merasa kurang cakap menjadi petani. Jujur, fisik saya tidak kayak ayah saya yang kuat. Saya juga tidak seperti kakak saya yang trampil bekerja. Saya gampang sakit kalau kena panas terik di sawah yang terbentang. Jadi, bayangan saya, kalau saya bisa cari uang dari menulis, saya bisa tunjukkan bahwa untuk bisa hidup tidak harus dengan bekerja menggunakan otot. Pakai otak juga bisa.
Maka, sejak itu saya menjadi tekun membaca berbagai majalah. Saya pelajari secara langsung, kayak apa sih, artikel dan cerpen yang dimuat. Dari belajar secara otodidak, akhirnya beberapa tulisan saya kirim juga. Berkali-kali tidak ada kabarnya.
Hingga suatu saat, semua kelelahan, semua penat, semua rasa putus asa, seolah sirna ketika tulisan pertama saya dimuat. Benar, dapat uang. Saat itu, tahun 1988, honor sebuah artikel di majalah terbitan ibukota sebesar Rp 25.000. Suatu jumlah yang sangat fantastis. Perbandingannya, upah ayah saya kalau disuruh orang mencangkul sawah, satu hari R 1500.
Dan yang lebih penting, ternyata bukan saja soal uang yang membuat saya tambah semangat. Ada kebahagiaan yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Benar, bahagia sekali rasanya. Serasa seperti bermimpi saja.
Dan ajaib, dengan semangat yang tinggi, akhirnya saya mempunyai keberanian untuk kuliah. Nanti, saat kuliah, saya akan membiayai hidup dan kuliah di Malang dengan menjadi penulis. itulah tekad saya. Sebuah tekad yang kalau saya kenang sekarang merupakan sebuah keajaiban. Kadang, terasa mustahil bahwa saya akhirnya bisa selesai kuliah, kini jadi guru, bahkan baru saja menyelesaikan S2. Semua ini berangkat dari sebuah tekad yang muncul karena saya akan menjadi penulis.
Alhamdulillah, saat menjadi guru, semangat saya masih terus menyala. Baik menulis di Kompas, menulis buku, maupun menulis di weblog ini. Saya menulis dengan motivasi yang lebih kuat. selain untuk uang, ya untuk kepuasan. Rasanya plong, kalau uneg-uneg sudah tersalurkan.
Bagaimana pendapat Anda?
Senin, 14 Juli 2008
Romantika pada Saat MOS
Maka lalui saja masa itu dengan semangat. Jangan merasa beban dengan segala tugas ini dan itu. Jalani dengan anggapan bahwa semua kegiatan sudah dirancang dengan tujuan baik. Yaitu membekali diri untuk bisa masuk dalam sebuah lngkungan yang baru.
Kalau nurutin kejengkelan hati, kadang ya bete juga. Gimana gak jengkel, datang ke sekolah harus pagi-pagi sekali. Udah gitu, kita mesti membawa ini itu yang kadang hanya mengada-ada. Bawa kacang ijo dengan jumlah yang ditentukan sebanyak 1111 1/3. Emang gak repot ngitung sampai seribu sebelas sepertiga. Apa maksudnya.
Di sinilah kadang kita mesti kreatif. Kalau kita gak ingin repot-repot menghitung, ya bawa aja kacang ijo dengan perkiraan, gak usah dihitung. Nanti kalau ditanya, bilang klau jumlahnya sudah segitu. Kalau senior gak percaya, hitung aja sendiri!
Masih banyak romantika saat MOS. Anda punya pengalaman lucu, seru, haru, sebel, atau apa pun soal MOS? Tulis aja pada komentar di bawah ini.
Jumat, 11 Juli 2008
LKTI dan LKWU SLTA se Indonesia
Syarat-Syarat Umum:
1. Peserta adalah siswa/siswi kelas I, II atau III SLTA (SMA/SMK/MA)
2. Karya tulis tansendiri, bukan saduran atau terjemahan atau duplukasi dari karya orang lain.
3. Naskah belum pernah dipublikasikan atau dilombakan.
4. Naskah dikirim lewat pos kepada Panitia LKTI & LKWU Magistra Utama, PO Box 141 malang 65100.
5. Naskah minimal 40 halaman, diketik komputer 1,5 spasi, kuarto/A4, disertai biodata penulis dan tanda tangan guru pembimbing dari sekolah (berstempel), fotocopy raport semesrter terakhir & foto 4x6 berwarna 2 buah.
Syarat Khusus LKTI
a. Naskah berbentu esay atau hasil penelitian empiris.
b. Wajib menyebutkan daftar pustaka. Isi bersifat ilmiah populer atau hasil penelitian teknologi tepat guna.
c. Kriteria penilaian: kesesuaian judul, isi dan maksud tulisan, aktualitas mtode penulisan, mencerminkan semangat anak muda menyongsong masa depan gemilang.
Syarat khusus LKWU
a. Wajib menunjukkan hasil karya, mulai dari proses pembuatan sampai penggunaan alat atau bahan tersebut.
Telah diuji coba dan dianalsis hasilnya dan tidak membahayakan, jika masuk final, peserta wajib membawa sampel produk.
Naskah disertai rencana publikasi dan pemasarannya.
Kriteria penilaian: nilai manfat prduk, nilai ekonomis, orisinalitas, nilai kreativitas, mencerminkan semangat anak muda menyongsong masa depan gemilang.
Hadiah Total:
24,5 juta
Kamis, 10 Juli 2008
Sepasang Mata Kosong
Meski bobotnya sedikit (10%), panitia sudah berusaha agar hasil tes wawancara bersifat objektif. Maka pertanyaan dan pedoman jawab serta penskorannya dibuat sedemikian rupa. Saya menggunakan instrumen itu untuk mengajukan pertanyan demi pertanyaan.
Karena sudah biasa, maka wawancara berjalan lancar-lancar saja. Hingga suatu saat, ada seorang bapak justru mengajukan pertanyaan kepada saya. "Pak, kalau anak saya diterima di sekolah ini, berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk keperluan daftar ulang dan sumbangan dana pengembangan sekolah?"
Saya pun menjawab dengan lancar. Tidak ada masalah. Uang seragam, uang awal tahun ajaran baru sekitar Rp 400.000,00. Lalu uang pengembangan sekolah minimal Rp1.800.000,00 dibayar separuh dulu.
Begitu lancarnya saya menjawab, sampai saya tidak begitu memperhtikan respon si Bapak. Saya baru tersadar akan adanya masalah ketika melihat si Bapak tiba-tiba bengong dengan pandangan kosong. Mata itu masih memandang saya, tapi terlihat pandangannya jauh, entah ke mana. Bibirnya bergetar.
Dan ketika kuajukan beberapa pertanyaan kepadanya, dia tidak menjawab apa-apa. Pikiranya lagi blank. Lalu dia bergumam, "Mahal sekali, ya?"
Saya terdiam. Pendidikan memang mahal, apalagi bagi orang-orang yang kurang beruntung seperti Bapak ini. Entahlah, saya menjadi kurang bersemangat melakukan wawancara.
Kekerasan Berbalut Pendidikan
Para siswa senior, para guru pembina harus waspada. MOS membuka peluang munculnya kekerasan. Meski kadang kekerasan itu kadang dibalut dengan kata-kata manis: untuk mendidik, untuk membina, untuk mendisiplinkan ataupun untuk melatih mental.
Bukan maksud saya untuk menolak MOS. Saya hanya setuju bhawa MOS harus steril dari kegiatan yang bernuansa otoriter dan pemaksaan, baik secara fisik maupun mental.
Era sekarang itu era demokrasi. Era yang justru menghargai keterbukaan, keberanian berpendapat, dan keberanian mengembangkan kreativitas. Adik-adik Anda harus Anda didik untuk jadi anak yang berani, dan bukan penakut. Apalagi yang serba pasrah untuk melakukan perintah. Justru dialog harus dikembangkan.
Ini sering saya tehaskan dalam setiap kali MOS. Meski di lapangan sering kurang direspons, saya tidak lelah-lelahnya dan tidak akan bosan untuk tetap berteriak: hindari kekerasan.
Mungkin ada anggapan, saya terlalu demokratis. Atau terlalu lemah dalam melakukan proses penggemblengan. Ada celetuk, bahkan, "wah, nggak seru Pak!" Tapi, saya tetap yakin bahwa MOS bukan soal seru apa tidak. Tetapi soal, bisa enggak kita menampilkan model pembinaan yang humanistik, elegan, kreatif, dan bukan pembinaan yang berbau militeristik.
Sekedar mengingatkan, kekerasan dalam MOS sejatinya tidak lepas dari jerat hukum. apalagi yang berdampak pada jatuhnya kurban. Bisa terkena pasal penganiayaan, maupun kelalaian.
Semoga kita bisa menjalankan peran ini dengan baik.
MOS Bukan Ajang Balas Dendam
"Jadi, MOS bukan arena perploncoan, apalagi kekerasan bermotif balas dendam," tegas Mulyoto dalam rapat koordinasi panitia MOS di Aula SMKN 1 Pungging Kamis (10/7). Menurut Ketua MOS ini, paradigma yang kita gunakan adalah paradigma kasih sayang. Apa pun yang kita rancang, apa pun kegiatan yang kita gelar dalam MOS, semuanya harus bersifat mendidik, sebagai refleksi kasih sayang senior terhadap yunior.
Itulah sebabnya, dia mewanti-wanti agar para senior tidak over acting. "Setiap tindakan harus direncanakan, dikoordinasikan secara detil dan matang," tegasnya.
MOS SMK Negeri 1 Pungging memang agak berbeda dengan MOS sekolah lain. Dari sisi waktu, di sini lebih lama, selama 2 minggu penuh. Selama seminggu dipergunakan untuk kegiatan ceramah, diskusi, permainan, dan out bond. Seminggu berikutnya khusus untuk kegiatan PBB.
Penekanannya adalah pembentukan kedisiplinan dan penggemblengan fisik. "Sebagai sekolah teknik, SMK Negeri 1 Pungging memang berusaha mencetak siswa yang utuh. tidak saja cerdas, tapi juga kuat fisik dan mentalnya, dan terutama memiliki disiplin yang tinggi," kata Kapala Sekolah Drs. KH Syihabul Irfan Arief, M.Pd.
Rabu, 25 Juni 2008
Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional dari Magistra Utama
- Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) IX SLTA se Indonesia tahun 2009 dengan tema "Menjaga Keunggulan Berkelanjutan: Membentuk Pribadi Pembelajar Sepanjang Hidup". Naskah paling lambat diterima panitia tanggal 10 januari 2009 (cap pos).
- Lomba Karya Wirausaha (LKWU) II SLTA Se-Indonesia tahun 2009 dalam bentuk hasil karya inovasi dan krasi di berbagai bidang (pemanfaatan sumber daya alam, kreasi di bidang teknik, dan lain-lain), terakhir naskah diterima panitia tanggal 10 Januari 2009 (cap pos).
LKTI:
Juara I: Korelasi antara Prestasi Siswa dalam Seni Musik, Gaya Hidup, dan Pendidikan Akademik (SMA 8 Yogyakarta)
Juara II: Upaya Meningkatkan Intelektualitas Manusia Melalui Pengembangan Kecedasan Majemuk (Multiple Intelegence) pada Anak Usia Dini (SMAN 1 Tuban)
Juara II: Pengaruh Aktivitas Geng terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Strategi Represif Pengelolaan dan Persepsi Siswa (MAN 1 Yogya)
Juara III: SBI sebagai Pintu Menuju SDM Kelas Dunia (SMAN 1 Pasuruan)
Juara III: Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia Melalui Metode total Quality Management (TQM) (SMA Taruna Leces Probolinggo)
LKWU
Juara I: Pemanfaatan Kayu Secang sebagai Obat Antidiare Melalui Uji Aktivitas Antibakteri Escherichia Coli (SMAN 1 Sutojayan Blitar)
Juara II: Pemanfatan daging Buah Kirai Payung (Filicium Decipienes) sebagai Alternatif Pewarna Alami Makanan
Juara III: Pemanfaatan Kulit Buah Semangka untuk bahan Perbaikan kualitas minyak Goreng Curah (SMA Batik I Surakarta)
Info dan konsultasi pembimbingan, silakan kontak Pak Mulyoto Telp 03216989897, atau via email: berlianaputri@yahoo.com, atau ketemu langsung di sekolah. Ditunggu. Salam.
Senin, 16 Juni 2008
Metamorfosis
"Bergurulah pada kupu-kupu
Yang mau berubah dari ulat, kepompong, lalu menjadi
begitu indah
Apakah pernah kupu-kupu terdengar meradang?
Tidak: Ia mengepak-kepakkan sayapnya
hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya
meski hidupnya tak kan lama
dia tak pernah menyesali hidupnya
Bergurulah pada kupu-kupu
Soal kemauannya berubah,
Soal keikhlasannya menjalani hidup
Jangan meradang
jangan menangis
tempuhlah jalan ini dengan damai!"
Aku terdiam
Kuraih-raih asa di angkasa
dengan kaki dan tanganku yang layuh
17 Juni 2008
Selasa, 10 Juni 2008
Lomba Menulis Resensi Buku Indiva 2008: Ikutan, Yuk
Jangan cuman jadi pembaca pasif! Kritisi yuk, buku-buku yang kamu baca. Nah, dalam rangka Milad Pertama, Penerbit Indiva Media Kreasi menggelar acara yang spektakuler banget: LOMBA RESENSI BUKU INDIVA 2008. Caranya, guampang bangets…
Kamu pilih satu dari buku-buku ini:
a. De Winst (Afifah Afra)
c. Pilkadal di Negeri Dongeng (Tundjungsari)
d. Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf (15 Penulis FLP Jawa Tengah)
e. and The Star is Me (Afifah Afra)
f. Best Seller Sejak Cetakan Pertama (Agus M. Irkham)
g. Jangan Jadi Perempuan Cengeng (Pipiet Senja dkk.)
h. Agar Ngampus Nggak Hanya Status (Rabiah Al Adawiyah)
i. Road to Happines (Asa Mulchias)
Bikin resensinya, boleh ketik komputer, boleh tulis tangan (tapi jangan kayak tulisan resep dokter getoo…), maksimal 5 halaman kuarto, spasi 1,5 font 12.
Kirim atau antar langsung ke alamat ini…
Kantor Indiva Media Kreasi: Jl. Anggur VII No. 36 C Jajar, Laweyan, Surakarta
Atau TBD (Toko Buku Diskon) Indiva, Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura (Ruko depan lampu merah/ gerbang kampus UMS) Jangan lupa cantumin alamat, biodata singkat, fotokopi identitas yang masih berlaku dan struk (nota) pembelian buku tersebut.
Resensi ditunggu sampai tanggal 30 September 2008 (cap pos)! Pemenang akan diumumkan di website www.indiva.mediakreasi.blogspot.com, diiklankan di Majalah Annida edisi November 2008 dan di Indiva Magazine.
Disediakan hadiah yang lumayan banget buat ngisi tabungan:
Juara I: Rp 750.000
juara II: Rp 600.000
Juara III: Rp 450.000
3 Juara Harapan: @ Rp 250.000
Pengin informasi lebih jelas? Hubungi saja bagian promosi PT Indiva Media Kreasi, Aris Adenata (0271-7589916).
Buat Puput Putri Zakiah di PP Al-Multazam: Soal Dua Puisi Itu
Aku sih sebenarnya gak sengaja baca puisimu itu. Saat itu aku masih dalam pemulihan tenaga usai rawat inap di RS. Iseng-iseng, aku baca lagi koran lusuh yang kubeli beberapa hari sebelumnya. Eh, mataku langsung terbelalak membaca namamu muncul di rubrik puisi. Kubaca larik demi larik.
Puisi pertama yang berjudul Inosen Kepedihan sangat mengiris hatiku. Ketika aku baca puisi itu aku sangat merasakan apa yang kamu lukiskan. Bagaimana rasanya aku dibekap dengan tabung oksigen tapi tetap dadaku sesak. Aku pernah merasakan itu. Aku dapat pula merasakan bagaimana saat aku harus pasrah ketika pembuluh venaku dicubles dengan jarum infus. Aku dapat pula merasakan bagaimana tubuhku dirobek, dan aku hanya pasrah.
Dan mengakhiri puisimu, kamu menyebutkan sebuah kalimat yang mengejutkan: kadang aku membayangkan sebagai sebatang pohon kelapa di tengah lautan. Ini adalah akhir puisi yang mengejutkan dan menyayat.
Sedangkan puisi kedua, cukup unik. Kamu pinter membuat metafora. Cinta yang lagi redup kamu gambarkan sebagai bulan pucat yang terhalang awan malam. Ternyata kisahnya adalah tentang sang kekasih yang balik pada wanita lama. Ah, CLBK: Cinta Lama Bersemi Lagi. Siapa itu wanita lama, Put? Dan siapa yang lagi mengalami redup cinta? Kok, kamu ceritanya bikin orang trenyuh kayak begitu? Pertama, kamu membayangkan sebagai sebatang pohon kelapa di tengah lautan. Kedua, bulan redup gara-gara CLBK? Emang itu kisah nyata?
Apa pun itu, aku bisa turut merasakannya. Kadang, kepedihan itu memang harus tetap kita rasakan dan kita nikmati. Itu semua untuk mengingatkan kita kepada Yang Maha Kuasa. Mungkin begitu!
Rumah Ini Kenapa Gaduh
Rumah ini kenapa gaduh
Pegal terasa badan
Mau rebah
Mau duduk
seperti ada kunang-kunang merubung
di atas kepala
Biarlah kaki ini melepuh
oleh jalan berkerikil tajam dan panas
aku tetap akan terus berjalan
daripada gerah selalu merambah
Rumah ini kenapa gaduh
Adakah solusi atas lingkaran problem
yang tak berkesudahan ini, ya Tuhan?
Aku ingin rebah
dalam rengkuh-Mu
dan lalu bangkit lagi
tapi tetap dalam orbit-Mu
Ah, tapi kenapa radar kalbuku
tak lagi peka menagkap
sinyal-sinyal kasih-Mu
Tolong, Tuhan!
Ampuni aku dengan segala kilafku
Aku tak tahu harus ke mana
selain kembali padamu!
Lomba Cerita Islami dari Depag
Buat kamu-kamu anak SMA dan SMK yang suka nulis. Ada lomba berhadiah gede neh, nyang ngadain Departeman Agama.Syarat-syaratnya nggak susah kok, baca aja berikut ini:
Umum
1.Diangkat dari cerita keseharian.
2.Tidak mengandung unsur SARA, kemusrikan dan pornografi.
3.Belum pernah dipublikasikan
4.Menyertakan alamat lengkap tinggal, sekolah, kartu pelajar dan No yang bisa dihubungi.
5.Membuat pernyataan dengan materai seharga Rp 6.000 bahwa karya merupakan hasil karya sendiri.
Khusus
1.Cerita berkesinambungan sampai tamat.
2.Kertas HVS A4 spasi 2.
3.50-80 halaman.
4.Sinopsis 1-2 halaman.
Kriteria Penilaiaan
1.Orisinalitas cerita.
2.Kharakter tokoh.
3.Pesan cerita.
4.Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
Hadiah
1.Rp 15.000.000 + Piagam penghargaan
2.Rp 13.000.000 + Piagam penghargaan
3.Rp. 10.000.000 + Piagam penghargaan
Harapan
1.Rp. 6.000.000
2.Rp. 5.000.ooo
3.Rp. 4.000.000
Naskah dikirim kepada
Panitia lomba Cerita Remaja Islami
Jl Dewi Sartika No 357
Cawang Jakarta Timur 13630
Telp (021) 8014483.
Paling lambat 20 Juni 2008 stempel pos.
Pengumuman pemenang 7 Juli 2008 di harian Republika.
Rabu, 14 Mei 2008
Suhermanto, Setahun di Amrik Raih Skor TOEIC 850
Setahun di Amerika dimanfaatkan oleh Herman untuk menguasai bahasa Inggris. Hasilnya, sangat menakjubkan.
Menurut Pak Irfan Arief, kepala sekolah, Herman berhasil meraih skor TOEIC 850. Skor ini menduduki peringkat kedua tingkat nasional hasil TOEIC untuk siswa SMK pada tahun 2008 ini.
Pak Irfan saja yang lebih dari 20 tahun menjadi guru bahasa Inggris hanya mampu meraih skor 725. "Berarti kemampuan bahasa Inggris Herman ini di atas kemampuan gurunya," ujar Pak Irfan sambil terkekeh.
Atas prestasinya itu, Herman mendapatkan beasiswa penuh untuk kuliah di ITC Surabaya. Selamat ya Her!
Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan 2008
Jumat, 02 Mei 2008
Internet: Lebih Banyak manfaat atau Mudloratnya?
Usai jam pelajaran terakhir, saya diburu oleh tiga siswi saya, di SMA Al-Multazam Mojokerto. Ada apa? Tanya saya.
Tiga siswi ini ternyata memberondong saya dengan sejumlah pertanyaan tentang teknologi internet. Mereka bertanya dari yang ringan-ringan soal virtual library hingga yang masuk kategori berat: soal pornografi di dunia internet.
Beberapa pertanyaan terbilang cukup susah saya jawab. Misalnya, dalam dunia pendidikan, internet itu penting apa enggak? Apakah dengan adanya internet, justru tidak terjadi kemunduran dalam kualitas pendidikan? Siswa sekarang menjadi sulit disuruh belajar dari buku, mereka lebih asyik ngenet. Begitu kata mereka.
Saya agak gelagapan menjawab pertanyaan ini. tapi, hemat saya, memang metode pembelajaran harus senantiasa disesuaikan dengan teknologi. Kalau sekarang siswa lebih suka belajar dari internet, ya sebaiknya guru mengakomodasi internet sebagai salah satu media pembelajaran. Suruh saja siswa encari sendiri bahan pelajaran dari internet, lalu diminta presentasi. Jadi, kegiatan pembelajaran menekankan pada aktivasi siswa, bukan guru. Guru hanya fasilitator dan motivator saja. Gitu.
Nah, dengan maraknya pornografi lewat internet, mana yang paling banyak, manfaat atau mudlorat dengan adanya internet?
Saya agak bingung juga menjawab pertanyaan ini. Bahwa internet banyak manfaatnya, memang ya. Tapi, bahwa internet juga membawa banyak mudlorat, tidak dapat disangkal lagi. Mana yang lebih banyak? Saya katakan tergantung orangnya. Seperti halnya sebuah pedang dia akan bermanfaat di tangan orang yang tepat, tapi ia juga akan membahayakan di tangan penjahat. Jadi, pedang itu bebas nilai seperti halnya internet. Bermanfaat apa tidak, tergantung pada penggunanya. Maka, di sinilah pentingnya penanaman nilai-nilai moral. Internalisasi nilia-nilai moral-spiritual yang kuat pada generasi muda, merupakan solusi untuk menjaga agar internet lebih banyak manfaatnya ketimbang kerugian yang ditimbulkannya.
Tiga siswi itu masih terus mengajukan pertanyaan. Saya tidak tahu ada apa gerangan sehingga ketiganya merasa begitu gundah siang itu.
Tapi saya yakin, ketiga siswi saya, dan semua siswi saya di SMA PP Al-multazam adalah murid-murid yang cukup kuat memegang nilai-nilai moral dan spiritual. kegundahan mereka, nampaknya sebagai bentuk kegundahan pada teman-teman lain, generasi muda pada umumnya.
Kamis, 01 Mei 2008
Sayembara Nasional: Wiranto Mendengar Aspirasi Rakyat
Sekarang Saatnya Rakyat Bicara Soal Kemiskinan
Ikuti Sayembara Nasional
Wiranto Mendengar Aspirasi Rakyat
Kemiskinan semakin memakan korban. Di Makassar, ibu hamil dan anak balitanya mati kelaparan. Di Yahukimo, Papua, terjadi kelaparan massal. KLB Busung Lapar menghantui Rote Ndao, NTT. Di Serang, rakyat makan nasi aking yang seharusnya dimakan itik. Mengapa jutaan rakyat hidupnya semakin susah ? Apa yang salah ? Bagaimana solusinya ?
Ekspresikan pandangan, aspirasi dan solusi Anda dalam :
Sayembara Nasional “ WIRANTO MENDENGAR ASPIRASI RAKYAT “
K a t e g o r i :
- Pelajar
- Mahasiswa
- Wartawan
- U m u m
P e r s y a r a t a n :
- Tulisan sepanjang 3 halaman ( A4, Spasi 2, Ukuran huruf 12)
- Untuk kategori Wartawan, tulisan berupa artikel/features, sudah pernah dimuat di media cetak
dan wartawan berstatus aktif di media cetak tertentu
- Sertakan photo copy kartu identitas (kartu pelajar/mahasiswa/KTP/SIM dll.)
- Tuliskan kategori di pojok kiri amplop dan kirim ke : PO BOX 3000 JKT 13000
- Dipilih 100 tulisan terbaik oleh Tim Juri, keputusan Tim Juri tidak bisa diganggu gugat
- Pengumuman pemenang : 18 Agustus 2008 di media cetak nasional
P e n g h a r g a a n U t a m a :
Program Kesejahteraan Keluarga Rp 50 Juta + Trophy ” Wirantro Mendengar Aspirasi Rakyat ”
P e n g h a r g a a n :
- 3 Umroh/Dana Tunai @ Rp 15 Juta
- 16 Program Kesehatan @ Rp 3 Juta
- 32 Beasiswa @ Rp 3 Juta ( Khusus Pelajar dan Mahasiswa )
- 48 Modal Kerja @ Rp 3 Juta
Alamat Pos Resmi Wiranto Hanya Di PO Box 3000 JKT 13000
Peserta Dan Pemenang Tidak Dipungut Biaya Apapun
Wiranto | Bersatu Sejahterakan Rakyat
Barisan Hati Nurani
Rabu, 20 Februari 2008
Lomba Penulisan Novel Inspiratif
Kriteria lomba:
- Lomba terbuka untuk semua warga negara Indonesia berusia 18 tahun ke atas
- Tema cerita bebas dan harus memberikan inspirasi dan motivasi
- Tidak bertentangan dengan SARA, tidak mengandung unsur pornografi, tidak bermuatan politik, dan tidak menghasut pihak lain
- Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan atau saduran
- Naskah belum pernah dipublikasikan di media massa cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain
- Panjang naskah 150-200 halaman A4, 1,5 spasi, 12 pt, font Times New Roman
- Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik
- Naskah dikirimkan dalam bentuk hardcopy (print out) sebanyak 3 bendel yang dijilid rapi dengan sampul warna biru, disertai secara terpisah sinopsis cerita, biodata & foto, serta fotokopi tanda pengenal peserta (KTP/identitas lain).
- Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya.
- Naskah sebanyak 3 bendel dikirimkan kepada:
Panitia Lomba Naskah “Be a Novelist!”
Redaksi Fiksi Penerbit Andi
Jl. Beo no 38-40
Yogyakarta 55281
Cantumkan NOVEL INSPIRASI di pojok kiri atas amplop.
Batas akhir penerimaan naskah adalah 6 Maret 2008
Sertakan struk/bon asli pembelian salah satu novel terbitan Sheila (Penerbit Andi) untuk masing-masing judul karya yang dikirimkan
Catatan:
Semua naskah berupa hardcopy yang masuk akan menjadi milik panitia. Hak cipta tetap ada pada penulis. Lomba ini tidak berlaku bagi karyawan Penerbit Andi dan keluarganya. Keputusan juri mengikat dan tidak dapat diganggu gugat. Tidak diadakan surat-menyurat.
Hadiah:
Juara I Rp. 7.500.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara II Rp. 4.000.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara III Rp. 3.000.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara IV Rp. 2,000.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Juara V Rp. 1,500.000,- + trofi + sertifikat + hadiah lainnya
Sistem penjurian:
- Naskah dikirimkan dalam bentuk hardcopy kepada Penerbit Andi paling lambat 6 Maret 2008
- Naskah akan diseleksi oleh juri internal dari Penerbit Andi hingga terseleksi 10 besar terbaik.
- 10 Besar Naskah terbaik akan diseleksi oleh juri profesional di bidangnya untuk menentukan 5 naskah terbaik.
- Sinopsis, outline dan judul dari tiga naskah terbaik tersebut akan menjadi materi untuk lomba desain cover.
Juri profesional:
FX. Rudy Gunawan : Penulis fiksi
Fira Basuki : Penulis fiksi & Pemimpin Redaksi majalah Cosmopolitan
Ari ´Kinoysan´ Wulandari : Penulis fiksi
Koordinator lomba :
Dessy Danarti : Product Manager Lini Fiksi Penerbit Andi
Maju Saja Jangan Ragu
Maju saja, jangan ragu!
Seperti waktu
Kontinu dalam garis lurus
di mana akhir dari segalanya,
kita tak tahu
Maju saja,
meski anjing menggonggong
atau angin berisik
maju dan jangan sesali hidup
Jangan siksa diri
dengan selalu menimpakan kesalahan selalu pada diri sendiri
Maju saja,
Allah bersama kita
Guru yang Profesional: Kayak Apa, ya?
Kemarin saya ditanya oleh salah satu murid saya. Pak, guru yang profesional itu yang gimana sich? Begitulah kira-kira pertanyaannya.
Saya sedikit kaget juga. Apa motifnya dia mengajukan pertanyaan semacam itu? Susahnya, dia bertanya hal itu kepada saya, yang notabene adah guru. Terus terang, saya agak rikuh menjawab soal ini. Jangan-jangan saya bukan guru yang profesional. Bagaimana guru yang tidak profesional kok bisa menjawab pertanyaan tentang guru profesional? Itulah yang ada dalam benak saya.
Tapi karena yang bertanya adalah murid saya, dan saya sangat apresiatif terhadap apapun pertanyaan yang diajukan kepada saya, saya akan berusaha menjawab pertanyaan itu.
Dalam percakapan sehari-hari kata profesional biasanya diartikan memiliki kemampuan tertentu yang berciri unggul. Guru profesional berati guru yang unggul, yang hebat, yang mampu menjalankan fungsinya secara optimal. Guru yang mampu menjadi panutan dan mampu mengembangkan kemampuan anak didiknya secara maksimal.
Tapi secara definitif, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi persyaratan akademis, yaitu mempunyai ijazah S1 kependidikan. Kemudian, dia mendapatkan imbalan jasa dari pekerjaannya. Kalau kita mengacu pada definisi ini, ya tentu saja banyak sekali guru profesional, termasuk saya juga sudah masuk ke dalam golongan guru profesional.
Akan tetapi, kalau yang dimaksud dalam pertanyaan itu adalah guru profesional dalam pengertian sehari-hari, agak susah ya mencari guru yang profesional itu. Saya kayaknya enggak berani mengatakan sebagai guru profesional. Saya hanya guru matematika. Itu saja.
Memang, saya sependapat, guru yang profesional sekarang ini sangat dibutuhkan. Guru yang telah memenuhi persyaratan akademis sekaligus memang memiliki kemampuan sebagai seorang pendidik, berfokus pada kegiatan seorang guru, dan mendapatkan imbalan dari tugas sebagai seorang guru. Di sini dituntut, guru tersebut fokus pada tugasnya! Membuat persiapan mengajar, menjalankan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, dan melakukan perbaikan-perbaikan atas metode belajarnya.
Jadi, guru profesional tidak boleh ngobyek di lain bidang. Jadi lebih bisa fokus pada tugas yang seambreg dan penting itu: membimbing siswa menemukan jati dirinya.
Kalau menurutmu, gimana sich sosok guru yang profesional itu? Tulis di komentar baawh ini, dong!
Selasa, 19 Februari 2008
Soal Vektor
Jawaban dikirim pada komentar di bawah in!
Selasa, 05 Februari 2008
Asyiknya Ikut Kegiatan KIR
Kesannya emang mentereng. Ada kesan wah. Pasti dech, yang ikut kegiatan itu adalah anak-anak berotak encer. Itu image-nya.
Namun sebenarnya, tidak juga. Emang sich, orang yang aktif di KIR harus mau menggunakan pikirannya. Tapi bukan berarti hanya orang yang sangat pinter saja yang bisa ikut KIR. Anak yang biasa-biasa saja tetap masih bisa ikut KIR.
Yang penting tekun. Tidak pantang menyerah, dan mau bertanya. Juga mau praktik secara langsung.
Awalnya terasa berat, namun kalau udah dilakukan, asyik juga. Kita bisa belajar banyak dari kegiatan ini. Kita belajar bagaimana merumuskan masalah. Lalu, kita juga belajar mencari solusi atas masalah itu. Nah, kalau karya tulis kita masuk seleksi untuk presentasi, kita bisa mengekspresikan diri. Kita bisa unjuk gigi, inilah ide kita. Belum lagi, kita akan menjadi banyak teman. Pokoknya asyik, dech. Kata beberapa teman yang udah pernah juara, bahkan ikut KIR itu bikin bangga, lho. Dapat piala, populer di mata guru dan teman sekolah, udah gitu, dapat hadiah lagi.
Maka, jalani aja dengan hati gembira. Semangat!
Senin, 04 Februari 2008
Virtual Library in SMKN 1 Pungging
"It is the information technology era. As international school, we have to be suitable with the technology of information," the director of Library Mulyoto, S.Pd, M.Si said.
He told, in this library student can acces the learning matter from some teachers. Beside that, they can online in internet. It is hope, the students have the several sourse of learning. Not only the teacher, but also the internet.
Because the number of computer is finited, each student only have one hour in one day. "We have ten computers in the library. Tomorrow, we will add the computer so that can serve student more," Mulyoto said.
Saya Ingin Jadi Novelis Terkenal
Dalam bayangan saya, namanya KIR kan emang lebih banyak diarahkan untuk membuat karya tulis ilmiah. Saya sudah berancang-ancang bikin materi tentang teknik pembuatan karya tulis ilmiah bagi remaja, dan rencananya materi ini akan saya kirim ke penerbit.
Dalam pertemuan pertama, seperti biasa, saya melakukan provokasi untuk menyulut semangat menulis kepada mereka. Ini saya awali dulu dengan melakukan tanya jawab. Pertanyaannya, apa ya motif mereka ikut kegiatan KIR?
Jawaban mereka macam-macam. Malah, sebagian besar justru ingin bisa menulis tidak saja karya tulis ilmiah, tapi juga menulis puisi, cerpen, artikel, dam lain-lain. "Saya ingin menjadi seorang novelis yang terkenal," kata salah seorang anak.
Gimana lagi? Ternyata keinginan menulis mereka memang beragam. Dan ini, hemat saya tidak boleh dimatikan. Prinsip saya, biarlah potensi mereka berkembang. Jangan dimatikan dengan memaksakan jenis tulisan tertentu. Maka, akhirnya kegiatan KIR ini menjadi diperluas menjadi kegiatan kepenulisan, dan siswa memiliki kebebasan untuk mengembangan potensinya masing-masing.
Acara siang itu kemudian saya tutup dengan sebuah komitmen bersama untuk selalu bersemangat mnuli. Menulis, menulis dan menulis. Paktik, praktik, dan praktik! Setuju?
"Setuju!" jawab mereka serempak. Meski dengan suara yang tidak terlalu kencang. Maklum saat itu pukul 14.00 siang hari. Sejak pagi mereka mengikuti pelajaran. Tentu energi mereka telah terkuras sepanjang pagi hingga siang ini.
Kamis, 10 Januari 2008
Kontes Tiga Bahasa di Al-Multazam
Salah satu lombanya adalah kontes tiga bahasa: bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bentuknya adalah lomba pidato. Maka, terdapat tiga ruangan di mana para peserta berpidato masing-masing dengan bahasa-bahasa itu.
"Memang, di pondok kami semua siswa mesti menguasai tiga bahasa itu dalam percakapan sehari-hari. Pembelajaran bahasa dilakukan dengan pendekatan komunikatif. Nah, untukmeningkatkan minat para siswa dalam belajar bahasa, sekaligus memberi penghargaan kepada siswa berprestasi, maka diadakan kontes tiga bahasa ini," ungkap Dewi Masitoh, dari kelas XI.